1.
Pengertian Karies Gigi
Karies
berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusukan. Karies
gigi adalah suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu emai, dentin, dan
sementum, yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasad remik dalam suatu karbohidrat
yang dapat di ragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras
gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya, terjadi
infasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebab infeksinya ke jaringan
periapeks yang dapat menyebabkan nyeri. Walaupun demikian, mengingat mungkinnya
remineralisasi terjadi, pada stadium yang sangat dini penyakit ini dapat
dihentikan.
2.
Pencegahan Karies Gigi
2.1. Pencegahan Primer (Drummond)
Pencegahan
primer (Drummond) Pencegahan primer dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
:
1. Modifikasi
diet
Untuk rnencegah terjadinya karies gigi
maka perlu dilakukan modifikasi diet melalui berbagai cara yaitu :
a. Memperbanyak memakan makanan kariostatik
seperti lemak, protein dan fluor. Lemak dapat meningkatkan pH saliva setelah
mengkonsumsi karbohidrat. Lemak harus dikonsumsi sebelum memakan makanan yang
manis. Protein meningkatkan urea saliva yang dapat menetralisir asam.
Mengonsumsi makanan tinggi protein setelah makan karbohidrat dapat mengembalikan
pH menjadi 7 dengan cepat. Fluor dapat rnencegah terjadinya karies. Fluor
secara alami terdapat dalam jumlah yang kecil pada teh dan makanan laut. Fluor
dari makanan, air atau minuman melindungi gigi dari serangan asam. Fluor
mempunyai efek anti bakteri dan anti plak.
b. Mengganti gula Gula sintetik seperti saccharine
dan aspartam serta gula alkohol banyak digunakan pada makanan untuk mengurangi
karies. Gula sintetik dan gula alkohol bersifat noncariogenic. Contoh dari gula
alkohol adalah xylitol, sorbitol dan maltitol. Xylitol merupakan bentuk alkohol
dari xylose dan merupakan pengganti gula yang paling baik karena bakteri plak
tidak bisa memetabolisme xylitol dan dapat mengurangi Streptococcus mutans pada mulut.
c.
Mengurangi mengkonsumsi makanan yang
manis dan asam.
d.
Mengurangi konsurnsi snack yang
mengandung karbohidrat sebelurn tidur.
e. Mengombinasikan makanan, seperti memakan
makanan manis setelah makan protein dan lemak atau setelah konsurnsi keju
setelah memakan makanan yang manis.
f. Kombinasikan makanan mentah dan renyah yang
dapat menstimulasi saliva dengan makanan yang dimasak.
g. Buah-buahan yang asam dapat menstimulasi
produksi saliva.
h. Membatasi meminum minuman yang manis.
2. Pemakaian
fluor
Fluor berfungsi menghambat enzim
pembentukan asam oleh bakteri, menghambat kerusakan email lebih lanjut, serta
membantu remineralisasi pada lesi awal karies. Fluor dapat diberikan dalam
bentuk fluoridasi air minum, pasta gigi, obat kumur, dan tablet fluor.
3. Pit
dan fissure sealant
Pit dan fissure sealant yaitu penutupan
pit dan fissure yang dalam yang beresiko terhadap karies.
4. Pengendalian
plak
Pengendalian plak dapat dilakukan dengan
tindakan secara mekanis yaitu dengan penyikatan gigi dan penggunaan alat-alat
bantu lain seperti benang gigi, tusuk gigi dan sikat interdental serta tindakan
secara kimiawi yaitu dengan menggunakan antibiotik dan senyawa-senyawa
antibakteri lain selain antibiotik.
2.2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan
sekunder dilakukan dengan melakukan pengobatan dan perawatan gigi dan mulut serta
penambalan pada gigi berlubang.
2.3. Pencegahan
tersier
Pencegahan
tersier dilakukan dengan cara perawatan
pulpa (akar gigi) atau melakukan pencabutan gigi.
3.
Etiologi Karies Gigi
Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian
saja seperti penyakit menular lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses yang
terjadi selama beberapa kurun waktu. Karies merupakan penyakit multifaktorial
yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya karies.
Ada 4 (empat) faktor utama yang memegang
peranan yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat
atau diet dan faktor waktu, yang digambarkan sebagai empat lingkaran yang
bertumpang tindih.
Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap faktor
tersebut harus saling mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme
yang kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama.
3.1. Faktor Host (Tuan Rumah)
Ada
beberapa hal yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap karies
gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel (email), faktor kimia dan
kristalografis, saliva. Kawasan-kawasan yang mudah diserang karies adalah pit
dan fissure pada permukaan oklusal dan premolar. Permukaan gigi yang kasar juga
dapat menyebabkan plak yang mudah melekat dan membantu perkembangan karies
gigi.
Kepadatan
kristal enamel sangat menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak enamel
mengandung mineral maka kristal enamel semakin padat dan enamel akan semakin
resisten. Gigi susu lebih mudah terserang karies dari pada gigi tetap, hal ini
dikarenakan gigi susu lebih banyak mengandung bahan organik dan air dari pada
mineral, dan secara kristalografis mineral dari gigi tetap lebih padat bila
dibandingkan dengan gigi susu. Alasan mengapa susunan kristal dan mineralisasi
gigi susu kurang adalah pembentukan maupun mineralisasi gigi susu terjadi dalam
kurun waktu 1 tahun sedangkan pembentukan dan mineralisasi gigi tetap 7-8
tahun.
3.2. Faktor Agent (Mikroorganisme)
Plak
gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah
suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang
biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi
yang tidak dibersihkan. Komposisi mikroorganisme dalam plak berbeda-beda, pada
awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak
dijumpai seperti Streptococcus mutans, Streptococcus sanguis,
Streptococcus mitis, Streptococcus salivarus, serta beberapa strain
lainnya, selain itu dijumpai juga Lactobacillus dan beberapa beberapa
spesies Actinomyces.
3.3. Pengaruh Substrat atau Diet
Faktor
subtrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu
perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel.
Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan
menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain
yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies.
Karbohidrat ini menyediakan substrat untuk pembuatan
asam bagi bakteri dan sintesa polisakarida ekstra sel. Orang yang banyak
mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan gigi,
sebaliknya pada orang dengan diet banyak mengandung lemak dan protein hanya
sedikit atau sama sekali tidak memliki karies gigi. Hal ini dikarenakan adanya
pembentukan ekstraseluler matriks (dekstran) yang dihasilkan karbohidrat dari
pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Glukosa ini dengan bantuan Streptococcus
mutans membentuk dekstran yang merupakan matriks yang melekatkan bakteri
pada enamel gigi. Oleh karena itu sukrosa merupakan gula yang paling kariogenik
(makanan yang dapat memicu timbulnya kerusakan atau karies gigi atau makanan
yang kaya akan gula).
3.4. Faktor Waktu
Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas perusakan dan perbaikan yang silih berganti.
Selain faktor langsung (etiologi), juga terdapat faktor-faktor tidak langsung yang disebut sebagai faktor resiko luar, yang merupakan faktor predisposisis dan faktor penghambat terjadinya karies yaitu umur, jenis kelamin, sosial ekonomi, penggunaan fluor, jumlah bakteri, dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi. Perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan mulut khususnya karies tidak terlepas dari kebiasaan merokok atau penggunaan tembakau, konsumsi alkohol, kebersihan rongga mulut yang tidak baik dan diet makanan.
Baca Juga :
0 komentar:
Posting Komentar